Vaksinasi dan Beda nya dengan Imunisasi

 


Vaksinasi??
Imunisasi??
Sama ataukah beda??


Sering dianggap sama, mungkin tak banyak orang yang paham benar tentang perbedaan vaksinasi dan imunisasi. Ya, keduanya adalah dua hal yang berbeda. Yuk, kenali lebih jauh perbedaan antara keduanya.

Bagi orang tua yang memiliki anak di bawah usia 9 bulan, umumnya hampir tiap bulan akan bertemu dengan dokter anak untuk pemeriksaan kesehaan si Kecil. Pemeriksaannya meliputi penimbangan berat badan, pengukuran panjang badan dan lingkar kepala, serta vaksinasi.

Mengenai vaksinasi, sebagian besar orang juga menyebutnya imunisasi. Padahal, vaksinasi dan imunisasi merupakan dua hal yang tak sama.

Ini bedanya vaksinasi dan imunisasi

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), vaksinasi adalah kegiatan memasukkan vaksin ke tubuh seseorang untuk menghasilkan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Sementara itu, imunisasi adalah suatu proses ketika seseorang menjadi kebal terhadap penyakit tertentu melalui vaksinasi.

Jadi, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa vaksinasi adalah tindakan mendapatkan vaksin, sedangkan imunisasi adalah hasil dari vaksinasi, yaitu terbentuknya kekebalan tubuh.

Vaksin sendiri adalah suatu produk yang bekerja menstimulasi sistem imun tubuh agar menghasilkan kekebalan terhadap penyakit tertentu, sehingga penerimanya dapat terlindungi dari penyakit tersebut. Sebagian besar vaksin dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan, tapi ada juga yang melalui jalan lain seperti vaksin polio yang diteteskan ke dalam mulut anak.

Saat seseorang terkena penyakit, sistem kekebalan tubuhnya akan “berperang” untuk melawan penyakit tersebut. Hal serupa juga terjadi pada imunisasi. Setelah vaksinasi, maka komponen dari vaksin akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk bersiap menghadapi penyakit tertentu.

Dengan demikian, apabila di masa depan Anda terinfeksi penyakit tersebut, sistem kekebalan tubuh sudah siap untuk melawan dan mengalahkannya, sehingga Anda menjadi kebal atau tidak tertular.

Terdapat berbagai komponen kuman penyakit yang dapat dibentuk menjadi vaksin. Misalnya, penggunaan kuman hidup yang sudah dilemahkan (vaksin MMR untuk penyakit campak, gondong, dan rubela), penggunaan kuman yang tidak hidup atau tidak aktif (vaksin polio), penggunaan salah satu bagian kuman (vaksin HPV), dan penggunaan toksin yang dihasilkan kuman (vaksin tetanus difteri atau TD).

Imunisasi aktif dan imunisasi pasif

Imunisasi terdiri atas dua jenis, yaitu aktif dan pasif. Pada imunisasi aktif, tubuh secara aktif menghasilkan antibodi sebagai bentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit setelah seseorang mendapatkan vaksinasi. Imunisasi aktif merupakan respons imun yang dibentuk ketika si Kecil mendapatkan vaksinasi setiap bulannya.

Di sisi lain, imunisasi pasif adalah pemberian antibodi dari seseorang yang sudah kebal terhadap penyakit kepada seseorang yang belum kebal. Situasi ini dapat terjadi secara alami, misalnya pemberian antibodi dari tubuh ibu hamil kepada janin dalam kandungannya.

Namun, proses tersebut juga dapat terjadi secara buatan, misalnya dalam bentuk penyuntikkan imunoglobulin. Jadi pada imunisasi pasif, Anda tidak membentuk kekebalan tubuh secara aktif, tapi mendapatkannya dari yang sudah terbentuk.

Imunisasi aktif membutuhkan waktu untuk membentuk kekebalan tubuh. Namun pada imunisasi pasif, kekebalan tubuh bisa langsung didapatkan. Selain itu, pada imunisasi aktif, kekebalan dihasilkan tubuh sendiri, sementara kekebalan pada imunisasi pasif tidak berasal dari tubuh sendiri. Secara umum, imunisasi aktif juga dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan imunisasi pasif.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.